Lagu dan jarak

Kadang sa bertanya-tanya sendiri, mengapa kita perlu kategori lagu wajib, lagu nasional dan lagu daerah? 


Tanggapan paling malas sebab tra perlu menimbang adalah, karena kita bernegara, ada undang-undang yang atur, hukum, sanksi pidana dan perdata, serta aparatus yang membuat kategorisasi itu terjaga. Boleh jadi prasyarat negara berdaulat dengan kawasan seluas endonesah, memerlukannya. 


Ini hal lain, terkait dengan pertanyaan lain, yang mungkin tra berkaitan. 8 tahun tinggal di Papua, sa sempat menempuh perjalanan di kawasan-kawasan di Sorong hingga Merauke, pesisir dan pegunungan, pelosok dan bukan-pelosok, yang diakses dengan mobil, perahu dan harus jalan yang bikin kaki macam kayu  beberapa hari setelahnya. 


Ada kemiripan di antara kawasan2 yang beragam itu. sa jarang menjumpai lagu bikinan musisi di endonesah barat sana didengar orang2 asli Papua. Apapun genrea atau aliran musiknya. Dangdut, balada, rock, blues, reagge atau pop.
Jamak orang tahu saat di Papua, betapa mudah bisa jumpa orang dengar musik, bahkan dengan volume suara yang blak-blakan.


Jadi sekali lagi, hampir tak ada yang kenal lagu-lagu yang sedang populer di Jawa sana. Pernah sa dengar beberapa lagu yang populer di Jawa sana di kawasan perkotaan di Papua sini. Tapi yang memutar pendatang, seperti sa.


Sa tahu ada beberapa musisi dari endonesah barat sana yang bikin lagu tentang Papua. Seperti Iksan Skuter, Slank dan Ilalang Zaman, sebuah band di Yogya. tapi sa tak pernah menjumpai lagu-lagu itu diputar orang asli Papua. Mungkin karena sa memang kurang jalan, kurang berteman.


Misal dianggap karena perkara distribusi, sepertinya tidak sepenuhnya begitu. Hampir semua kota kabupaten di seluruh Papua ini sudah bisa akses internet. Perangkat untuk mengakses musik yang populer di endonesah barat sudah ada.


Faktanya, di sini lebih marak diperdengarkan lagu-lagu  yang orang Papua sendiri, juga lagu yang dibuat musisi dari kawasan dekat Papua, seperti Maluku. Mungkin karena kedekatan budaya, cara berbahasa dan gaya musikalnya lebih familiar.
Eh tapi ada Mambesak dan Black Brothers membikin lagu-lagu dengan irama balada, rock, reagge dan pop. Liriknya menggunakan Bahasa Indonesia dengan tata bahasa kebanyakan. Sementara lagu-lagu bikinan Mambesak dan Black Brothers mudah dijumpai didengar orang-orang asli Papua dimanapun.


Ya, mengapa orang-orang asli Papua hanya dengar lagu dari musisi Papua sendiri dan musisi yang di sekitar Papua, bisa saja karena perkara kedekatan. Endonesah bagian barat bukan hanya jauh secara geografis. Ada banyak hal yang membuat Papua ini sedemikian berjarak, ya berjarak.

Using Format